Pertemuan ke-11
Rabu, 27 Oktober 2021
Sebelumnya saya atas nama peserta kelas belajar menulis, mohon maaf khususnya kepada om Jay beserta tim sekiranya saya sebagai peserta tidak bisa hadir 100% untuk belajar secara on time maupun full time. Namun meski tidak bisa ikut belajar secara on time, ternyata masih bisa belajar mendalami materi di pada jam, menit,dan detik berikutnya. Inilah salah satu kelebihan proses belajar secara daring via wa grup yang sekarang sedang berjalan pada gelombang 21 dan 22.
Seorang
pakar fiksi bapak Sudomo, S.Pt. (Pak Momo) sebagai narasumber dengan didampingi
oleh moderator pak Dail. Pak Momo adalah guru IPA di SMP Negeri 3 Lingsar
Lombok Barat NTB, yang memiliki passion menulis cerita fiksi. Beliau pernah
menjadi peserta Belajar Menulis Gelombang 16 (binaan om Jay). Sebagai peserta
pak Momo berkewajiban menulis resume di blog. Resume karya pak Momo yang sering
memiliki keunikan (lain dari pada peserta yang lain), yaitu resume dalam bentuk
cerita fiksi. Dan ternyata resume pak Momo yang unik ini mendapat respon yang
luar biasa dari pembaca di grup belajar menulis gelmbang 16. Untuk mengenal
lebih jauh tentang pak Momo dengan segala karyanya silahkan dikunjungi web
pribadi www.eigendomo.com
Bagaimana
sepak terjang pak Momo sampai jatuh hati dengan kegiatan menulis cerita fiksi ?
Sejak 2009 pak Momo mengawali passion untuk menulis fiksi. Kemudian bergabung
dengan komunitas KELAS MENULIS FIKSI,
serta sering mengikuti berbagai kompetisi. Akhirnya sekarang benar-benar
jatuh hati dengan tulisan fiksi. Pak Momo juga pernah lolos dalam seleksi
workshop menulis cerpen Kompas
PENGERTIAN
Fiksi
sebagai kata kunci pada materi pertemuan ke 11, kita review Kembali apa itu
fiksi. Fiksi adalah karya satra yang bersifat fiktif atau tidak nyata. Fiksi
bersumber dari rekaan, khayalan, dan imajinasi. Karya fiksi bisa berupa
tulisan, pertunjukan, film, dan videogame.
MENGAPA
KITA HARUS MENULIS FIKSI?
Beberapa alasan
penting di antaranya, yaitu ; 1) Salah satu komponen dalam AKM (Asesmen
Kompetensi Minimum) atau ANBK (Asesmen nasional Berbasisi computer) adalah
literasi membaca., yaitu membaca teks
literasi fiksi. Dengan mampu menulis cerita fiksi, seorang guru akan lebih
mudah membuat soal Latihan AKM khususnya untuk soal literasi membaca, 2)
sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan, 3) sebagai upaya
menyembunyikan dan menyembuhkan diri, dan 4) sebgai jalan mengeksplorasi kemampuan
menulis.
APA
SYARAT MENULIS CERITA FIKSI ?
Secara
umum sama dengan syarat-syarat menulis bentuk lainnya. Bedanya terletak pada
kebiasaan kita sebagai penulis untuk mengembangkan imajinasi. Imajinasi tentu
bisa berkembang dengan banyak membaca buku fiksi yang ada. Dengan banyak
membaca karya fiksi maka; 1) menghadirkan pengalaman dan pemahaman baru terkait
penulisan fiksi, dan 2) mengembangkan imajinasi juga belajar tentang gaya
penulisan
BENTUK-BENTUK CERITA FIKSI
No |
Bentuk |
Ciri |
1 |
Fiksimini |
Fiksi
singkat (beberapa kata) |
2 |
Flash
Fiction |
Jumlah
kata khusus |
3 |
Pentigraf |
Cerita
tiga pentigraf |
4 |
Cerpen |
<
7.500 kata (1 konflik) |
5 |
Novelet |
7.500
– 17.500 |
6 |
Novela |
17.500
– 40.000 |
7 |
Novel |
>
40.000 (konflik lebih rumit) |
No |
Unsur |
Keterangan |
1 |
Tema/ide
pokok |
· Tips menentukan tema:
dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh. · Contoh Tema: Berkah
kejujuran; Pendidikan dan kemiskinan; Persahabatan tiga anak SD; Pengalaman
BJJ. |
2 |
Premis |
· Ringkasan cerita dalam
satu kalimat; · Unsur-unsur premis:
karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi; · Cara membuat premis:
tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat
utuh; · Contoh Premis: Seorang
anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya
dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA |
3 |
Alur/plot |
· Struktur rangkaian
kejadian dalam cerita; · Macam-macam alur: Alur
maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis; · Unsur-unsur alur/plot:
Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks,
Penyelesaian/ending; · Unsur-unsur alur/plot
tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih |
4 |
Penokohan |
· Penjelasan selangkah
demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita; · Macam-macam tokoh:
protagonis, antagonis, dan tritagonis; · Teknik penggambaran
tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa
tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain |
5 |
Latar/setting |
· Penggambaran waktu,
tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita; · Jenis-jenis latar: latar
waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar
integral |
6 |
Sudut
pandang |
· Cara penulis menempatkan
dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita; · Macam-macam sudut
pandang: Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang
Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran |
PROSES
KREATIF MENULIS
Niat à Baca à Ide dan Genre à Outline à Menulis à Swasunting à Publikasi
No |
Proses |
Keterangan |
1 |
Niat |
Motivasi
diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan |
2 |
Baca
(Fiksi orang lain) |
Upaya
menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan
teknik penulisan |
3 |
Ide
& Genre |
· Segera
catat saat ide mendadak muncul · Menemukan
ide dengan cara mengembangkan imajinasi · Pemilihan
genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai |
4 |
Outline |
· Kerangka
disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi · Menentukan
tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita · Membuat
premis sesuai tema · Menentukan
uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya · Menentukan
penokohan kuat berdasarkan · jenis
dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik · Menentukan
latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail · Memilih
sudut pandang penceritaan yang unik |
5 |
Menulis |
· Membuka
cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik) · Melakukan
pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas
kepada pembaca · Menguatkan
sisi konflik internal dan eksternal tokoh · Menggunakan
pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi · Memilih
susunan kalimat yang pendek dan jelas · Memperkuat
tulisan dengan pemilihan kata (diksi) · Membuat
ending yang baik |
6 |
Swasunting |
· Dilakukan
setelah selesai menulis; · Jangan
menulis sambil mengedit; · Memfokuskan
penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah,
aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita; · Usahakan
menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan
sendiri; · Jangan
lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) |
7 |
Publikasi |
Langsung
hubungi penerbit |
Akhirnya narasumber mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh sebagai penulis cerita fiksi adalah mendapatkan “koin plus poin”. Manfaat 'koin' adanya royalti penerbitan buku fiksi. Sedangkan 'poin' adalah bisa berbagi dan belajar menulis fiksi dari teman-teman lainnya.
Salam Literasi
Dari Palangka Raya-Kalteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar