Resume ke-6 Jumat, 15 Oktober 2021
Sebagian judul materi belajar malam ini
adalah dua kaya “naik kelas” merupakan suatu hal yang selalu didambakan
oleh siswa kita di sekolah. Untuk bisa naik kelas tentunya siswa harus
menjalani ujian demi ujian. Jika berhasil karena prestasi nya maka siswa bisa
naik kelas menuju jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Biasanya semakin tinggi
tingkat semakin berat juga materi yang ujian. Sama halnya kelas belajar menulis
yang dibina oleh Om Jay beserta tim ini. Ujian tahap awal yang harus dijalani
peserta pelatihan di sini adalah harus bisa menulis minimal 20 resume di blog
dan bisa menulis buku solo. Ini adalah materi ujian yang cukup menantang khususnya bagi
penulis pemula.
Sebelum
materi pelatihan disampaikan, narasumber ibu Aam Nurhasahah (bu Aam) dengan
didampingi moderator kece Ms. Phia mengadakan brainstorming dengan melemparkan
pertanyaan ke forum dengan menggunakan mentimeter: “Apa tujuan anda menulis?”. Dengan penuh antusias para peserta memberikan jawaban spontannya. Berikut rekap jawaban peserta pada menit pertama.
Selaku peserta saya sendiri memberikan jawaban pada menit berikutnya dengan jawaban "kaya" dan "masuk surga". Nah, ternyata goal (tujuan) masing-masing peserta tidak sama. Meskipun tujuan berbeda-beda, namun tujuan pemateri malam ini
adalah berupayaa berbagi pengalaman bahwa kegiatan belajar menulis bisa membuat
kita bisa naik kelas.
Bagaimana
Pengalaman menjadi Seorang Penulis. Saat itu bu
Aam Nurhasanah adalah sebagai peserta (siswa) dari kelas belajar menulis yang tidak lulus di
gelombang 8 karena tidak bisa menyelesaikan jawaban ujian yaitu menulis
resume. Kemudian beliau mengulang kembali menjadi siswa di gelombang 12.
Setelah focus di gelombang 12 akhirnya lulus dengan berhasil melahirkan buku
solo perdananya berjudul buku antologi
pertamanya “Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng “ dan buku solonya
berjudul “Mengukir Mimpi jadi Penulis Hebat”. Berikut
tampilan buku antologi dan buku perdana yang membuat bu Aam lulus dari kelas
belajar menulis om Jay.

(https://www.youtube.com/watch?v=F5K0iKBNMoE)
Bagaimana Pengalaman menjadi seorang Moderator ? Setelah lulus dari gelombang 12 bu Aam naik
kelas dan mengabdikan diri menjadi moderator pada pelatihan menulis di
gelombang berikutnya. Berkat ketekunan dan keuletan sebagai moderator dan
penulis akhirnya beliau berhasil menulis buku antologi berjudul “Jejak
Digital Moderator Andal”. Jadi
semakin bertambah tugas dan amanah yang dilaksanakan semakin memacu semangat menulis
apa yang telah dilaksanakan.

Seorang ibu guru dengan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah ini telah berhasil menapaki kelas demi kelas yang lebih
tinggi tantangannya. LUAR BIASA! Dari kelas penulis naiklah ke kelas moderator,
dan seterusnya naik kelas menjadi curator. Bagaimana Pengalaman
beliau menjadi Seorang Kurator ? Kurator buku adalah suatu profesi spesialis yang mengurus,
merawat, menjaga, mencatat, mengatalogkan, mensahihkan dan menafsirkan
buku.Untuk menerbitkan buku antologi diperlukan antara lain seorang kurator. Buku
antologi adalah buku kumpulan karya tulis yang ditulis sendiri atau ditulis
oleh beberapa orang penulis.
Apa Tugas seorang Kurator Buku ? Menampung, mengkoordinasikan pengecekan isi dan
penulisan seluruh naskah peserta, cover, judul sebelum naskah dimasukkan ke
penerbit. Dan terakhir curator bisa memastikan buku antologi sampai ke tangan
penulis. Link berikut menggambarkan secara lengkap pengalaman bu Aam menjadi
seorang curator buku antologi.
Pengalaman
Pertama menjadi Seorang Editor. Pengalaman
menulis berbagai buku antologi dan buku solo yang tersebar di medsos. Dari
dunia medsos ini akhirnya bu Aam bertemu dengan muridnya (bernama Juminah). Juminah
adalah adalah seorang gadis yang mengorbankan
masa mudanya untuk tulang punggung keluarga. Karena harus membiayai sekolah
adik-adiknya maka Juminah HARUS bekerja sebagai TKI di Saudara Arabia. Sambil
bekerja Juminah mengisi waktu luang nya untuk menulis. LUAR BIASA!!! Cara Juminah
mengirimkan naskah saat itu hanya melalui whatsapp. Tulisan Juminah ini
akhirnya diedit beliau (bu Aam sebagai editor) dan berhasil cetak menjadi sebuah novel dengan judul “Seindah
Takdir Cinta”. Berikut sampul/profil
novel Juminah.
Sampai
saat ini bu Aam telah menulis sebanyak 30 judul buku (4 buku solo + 2 buku due + 24 buku antologi). Selanjutnya beberapa
resep yang disajikan agar bisa menjadi
penulis yang cepat naik kelas (dari penulis pemula sampai menjadi editor). Pertama,
banyak membaca dan aktif di komunitas menulis.
Kedua, sering mengadakan blog walking tulisan teman.
Dengan mengadakan blog walking kita bisa belajar dari kelebihan penulis
lain di blog. Ketiga, Belajar mengedit sebelum memposting tulisan pribadi
untuk menghindari typo (salah ketik). Dari isi dan kesalahan lainnya kemudian bisa
diperbaiki dan seterusnya, maka lambat laun kita akan terbiasa mengedit.
Akhirnya bisa naik kelas menjadi seorang editor. Nah untuk menjadi seorang
editor harus menguasai PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia)dan focus KBBI (Kamus Besara Bahasa Indonesia)
online.
Pernyataan terkhirnya agar bisa naik kelas adalah "ALLOHUMMA PAKSAIN".
Salam dari Palangka Raya
Mantapp resumenya. Semangat teruss ya
BalasHapusTerimakasih cikgu kuuuuu
HapusSama sy juga terus terngiang ngiang itu bu.
BalasHapusBismillah. Allahumma paksakeun hihihihi
hiya bun...memang harus dipaksa kayak saya ini. akibat paksaan bisa terbiasa akhirnya terbiasa dan In Syaa Allah bisa menjaadi luar biasa... Ijinkan Yaa Rabb
HapusRapihnya luar biasa
BalasHapusTrimakasih pak Dail telahmampir
Hapus