Sabtu, 16 Oktober 2021

MENULIS MEMBUATKU NAIK KELAS

 

           Resume ke-6 Jumat, 15 Oktober 2021


Sebagian judul materi belajar malam ini adalah dua kaya “naik kelas” merupakan suatu hal yang selalu didambakan oleh siswa kita di sekolah. Untuk bisa naik kelas tentunya siswa harus menjalani ujian demi ujian. Jika berhasil karena prestasi nya maka siswa bisa naik kelas menuju jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Biasanya semakin tinggi tingkat semakin berat juga materi yang ujian. Sama halnya kelas belajar menulis yang dibina oleh Om Jay beserta tim ini. Ujian tahap awal yang harus dijalani peserta pelatihan di sini adalah harus bisa menulis minimal 20 resume di blog dan bisa menulis buku solo. Ini adalah materi ujian yang cukup menantang khususnya bagi penulis pemula.

        Sebelum materi pelatihan disampaikan, narasumber ibu Aam Nurhasahah (bu Aam) dengan didampingi moderator kece Ms. Phia mengadakan brainstorming dengan melemparkan pertanyaan ke forum dengan menggunakan mentimeter: “Apa tujuan anda menulis?”. Dengan penuh antusias para peserta memberikan jawaban spontannya. Berikut rekap jawaban peserta pada menit pertama. 




Selaku peserta saya sendiri memberikan jawaban pada menit berikutnya dengan jawaban "kaya" dan "masuk surga". Nah, ternyata goal (tujuan) masing-masing peserta tidak sama. Meskipun tujuan berbeda-beda, namun tujuan pemateri malam ini adalah berupayaa berbagi pengalaman bahwa kegiatan belajar menulis bisa membuat kita bisa naik kelas.


        Bagaimana Pengalaman menjadi Seorang Penulis. Saat itu bu Aam Nurhasanah adalah sebagai peserta (siswa) dari kelas belajar menulis yang tidak lulus di gelombang 8 karena tidak bisa menyelesaikan jawaban  ujian yaitu menulis resume. Kemudian beliau mengulang kembali menjadi siswa di gelombang 12. Setelah focus di gelombang 12 akhirnya lulus dengan berhasil melahirkan buku solo perdananya berjudul  buku antologi pertamanya “Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng “ dan buku solonya berjudul “Mengukir Mimpi jadi Penulis Hebat”. Berikut tampilan buku antologi dan buku perdana yang membuat bu Aam lulus dari kelas belajar menulis om Jay.








(https://www.youtube.com/watch?v=F5K0iKBNMoE)


Bagaimana Pengalaman menjadi seorang Moderator ? Setelah lulus dari gelombang 12 bu Aam naik kelas dan mengabdikan diri menjadi moderator pada pelatihan menulis di gelombang berikutnya. Berkat ketekunan dan keuletan sebagai moderator dan penulis akhirnya beliau berhasil menulis buku antologi berjudul “Jejak Digital Moderator Andal”. Jadi semakin bertambah tugas dan amanah yang dilaksanakan semakin memacu semangat menulis apa yang telah dilaksanakan.



Seorang ibu guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah ini telah berhasil menapaki kelas demi kelas yang lebih tinggi tantangannya. LUAR BIASA! Dari kelas penulis naiklah ke kelas moderator, dan seterusnya naik kelas menjadi curator. Bagaimana Pengalaman beliau menjadi Seorang Kurator ? Kurator buku adalah  suatu profesi spesialis yang mengurus, merawat, menjaga, mencatat, mengatalogkan, mensahihkan dan menafsirkan buku.Untuk menerbitkan buku antologi diperlukan antara lain seorang kurator. Buku antologi adalah buku kumpulan karya tulis yang ditulis sendiri atau ditulis oleh beberapa orang penulis.

Apa Tugas seorang Kurator Buku ? Menampung, mengkoordinasikan pengecekan isi dan penulisan seluruh naskah peserta, cover, judul sebelum naskah dimasukkan ke penerbit. Dan terakhir curator bisa memastikan buku antologi sampai ke tangan penulis. Link berikut menggambarkan secara lengkap pengalaman bu Aam menjadi seorang curator buku antologi.



       Pengalaman Pertama menjadi Seorang Editor. Pengalaman menulis berbagai buku antologi dan buku solo yang tersebar di medsos. Dari dunia medsos ini akhirnya bu Aam bertemu dengan muridnya (bernama Juminah). Juminah adalah  adalah seorang gadis yang mengorbankan masa mudanya untuk tulang punggung keluarga. Karena harus membiayai sekolah adik-adiknya maka Juminah HARUS bekerja sebagai TKI di Saudara Arabia. Sambil bekerja Juminah mengisi waktu luang nya untuk menulis. LUAR BIASA!!! Cara Juminah mengirimkan naskah saat itu hanya melalui whatsapp. Tulisan Juminah ini akhirnya diedit beliau (bu Aam sebagai editor) dan berhasil cetak  menjadi sebuah novel dengan judul “Seindah Takdir Cinta”.  Berikut sampul/profil novel Juminah.




        Sampai saat ini bu Aam telah menulis sebanyak 30 judul buku (4 buku solo + 2  buku due + 24 buku antologi). Selanjutnya beberapa resep yang disajikan agar  bisa menjadi penulis yang cepat naik kelas (dari penulis pemula sampai menjadi editor). Pertama, banyak membaca dan aktif di komunitas menulis.  Kedua, sering mengadakan blog walking tulisan teman. Dengan mengadakan blog walking kita bisa belajar dari kelebihan penulis lain di blog. Ketiga, Belajar mengedit sebelum memposting tulisan pribadi untuk menghindari typo (salah ketik). Dari isi dan kesalahan lainnya kemudian bisa diperbaiki dan seterusnya, maka lambat laun kita akan terbiasa mengedit. Akhirnya bisa naik kelas menjadi seorang editor. Nah untuk menjadi seorang editor harus menguasai  PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)dan focus KBBI (Kamus Besara Bahasa Indonesia) online.



Pernyataan terkhirnya agar bisa naik kelas adalah "ALLOHUMMA PAKSAIN".



Salam dari Palangka Raya

6 komentar:

  1. Sama sy juga terus terngiang ngiang itu bu.
    Bismillah. Allahumma paksakeun hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiya bun...memang harus dipaksa kayak saya ini. akibat paksaan bisa terbiasa akhirnya terbiasa dan In Syaa Allah bisa menjaadi luar biasa... Ijinkan Yaa Rabb

      Hapus

RAPAT MANKORAYA, 04-01-2022

Pembicara Rapat Koordinasi Awal Semester Genap MAN Kota Palangkaraya Tahun Pelajaran 2021/2022 Peserta Rapat (Awal) Pada hari Selasa 4 Janua...