Selasa, 19 Oktober 2021

MENGATASI WRITER’S BLOCK

 


Pertemuan ke-7
Senin, 18 Oktober 2021



Mengenal Sosok Narasumber

Kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI yang diadakan 3 kali dalam seminggu ini selalu menampilkan narasumber yang senatiasa tampil beda. Sampai malam ini Senin tanggal 18 Oktober 2021 sudah sebanyak 7 kali pertemuan kelas belajar menulis gelombang 21 dan 22. Dengan demikian sampai malam ini sudah sebanak 7 orang narasumber yang berani tampil luar biasa. Salah satunya adalah seorang ibu guru dari Cipeundeui, Subang, Jawa Barat bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.  sebagai narasumber dengan dimoderasi oleh ibu  Maesaroh. Sang moderator mulai membuka kegiatan dengan mempersilahkan peserta untuk membaca doa sebelum belajar, kemudian memperkenalkan narasumber. Narasumber mengawali karir sebagai peserta di kelas belajar menulis PGRI pada gelombang 7. Sekarang sudah berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi narasumber di berbagai pelatihan. Profil lengkap narasumber bisa dilihat di blog berikut :

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

    Kegiatan selanjutnya adalah dengan simulasi menulis bebas (bisa puisi, pantun, pentigraf, dll) yang mengandung 3 kata : HUJAN, PAGI, HANTU. Waktu menulis selama 15 menit. Jawaban peserta ada yang menulis dengan tulisan singkat, ada  juga yang menulis dengan tulisan panjang. Ada juga yang belum sempat menulis karena bingung dan tidak tahu harus mau menulis apa (seperti yang saya alami malam ini).  Ibu moderator sendiri ternyata ikut menulis tulisan bebas yang akhirnya dijadikan quote berikut.



Apa Writer’s Block (WB) ?



Seorang penulis pemula maupun penulis professional, pe-blogger, screen writer,  dan script writer bisa terkena WB. WB adalah kondisi ketika penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya (wikipedia). Jadi WB ini bisa dikatakan sebagai “PENYAKITNYA SANG PENULIS”. WB sebagai penyakit tentunya bisa dicegah bila belum menyerang dan bisa diobati jika sudah menyerang penulis

 

Apa Faktor Penyebab WB?




Pertama. Topik baru/yang asing  dan metode baru

Topik asing/metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB. Misal biasanya menulis puisi kemudian harus menulis KTI. Bagaimana solusinya? Solusi nya adalah dengan mempelajari lebih seksama terkait metode/topik baru tersebut. Atau jika terkait topik/tema, kita bisa istirahat sejenak saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema baru untuk memperkaya wawasan dan kosa kata kita.

 

Kedua. Stress

Stress bisa menjadi penyebab WB jika kita sangat MENGKHAWATIRKAN PENILAIAN ORANG LAIN.  Beberapa pertanyaan yang mengkhawatirkan diri penulis misalnya "Apakah orang lain akan suka atau tidak dengan apa kutulis? Apakah tulisanku sudah sesuai PUEBI atau belum ya? Diksinya oke atau tidak ok ya? ". Berbagai pertanyaan sejenis inilah yang bisa membuat kita terserang WB. 

Solusinya bagaimana ? Mari kita pasang selftalk bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang menyukai diri kita (apalagi tulisan kita). Kita HARUS YAKIN bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri”

 

Ketiga. Lelah fisik/mental.                                            

        Penyebab lelah karena banyak pekerjaan ataupun karena work under pressure bisa menyebabkan terjadinya WB. Pandai-pandai kita mengelola dan menyiasati tumpukan pekerjaan dengan HATI RIANG sehingga keleahan bisa tergantikan oleh kebahagian.

 

Keempat. Terlalu perfeksionisnya.

        Misal: Tulisan saya harus dibaca oleh ribuan atau jutaan orang. Tulisan yang diajukan untuk mengikuti lomba harus menjadi juara lomba. Jika tulisan ini saya kirim ke media cetak (misalnya Kompas) harus diterima redaksi. Jika tidak maka tidak akan nulis lagi. Jadi sebaiknya jangan terlalu perfeksionis!!! yang penting tulis apa adanya apa yang harus ditulis.

 

Bagaimana cara mencegah terjadinya WB ?


Berdasarkan penelitian WB merupakan suatu hal konkrit dan fenomena yang bisa diatasi (dari Yale psychologist pada 1970 an dan 1980 an). Simulasi MENULIS BEBAS yang pada awal pelatihan malam ini  adalah salah satu Latihan untuk  menghindari terjadinya WB.  Menulis bebas adalah menulis sembarang, TANPA MEMPERHATIKAN aturan penulisan tanda baca, kesesuaian dengan PUEBI, dan  juga pemilihan diksi. Jadi yang penting nulis dulu, tidak usah mikir benar dan salahnya, karena jika salah masih bisa diperbaiki pada tahap berikutnya.

 

Mengapa kita harus menulis bebas


            Dari laman Writer’s Digest ditemukan bahwa menulis bebas akan membantu otak kanan dalam hal menggali kata-kata. Kita juga akan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal. Mari kita kunjungi contoh tulisan bebas “saat mulut bekerja lebih cepat” yang pernah dibuat narasumber (namun sudah mengalami revisi). 

https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html


Bagaimana cara mengobati WB

Serangan WB pada penulis bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun (tergantung pada pengobatannya). Cara mengobati serangan WB adalah BERHENTILAH MENULIS untuk sementara. Selanjutnya kita bisa melakukan aktivitas yang bisa menjadi “obat”, misalnya dengan jalan-jalan ke mall, menonton film, ataupun makan atau makanan kesukaan seperti bakso, ice cream atau es campur. Semakin cepat diobati semakin cepat sembuh.

            Mari kita waspadai adanya WB sejak dini . Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kegiatan menulis bebas sebagai kegiatan yang bisa mencegah serangan WB. Bismillah. Yang penting menulis saja, menulis dulu, menulis lagi, dan terus menulis.

 

Salam Literasi

Dari Kota Cantik Palangkaraya


4 komentar:

  1. Wah keren. Resumenya paket komplit. Semangat bun 💪💪💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak Shima tlah mampir. Asiyaaaaap Sekomplit-komplitnya masih banyak yang harus di.....

      Hapus
  2. Balasan
    1. Maasya Allah. Alhmdulillah. Tingkiuuu coasch atas ilmu dan motivasinya

      Hapus

RAPAT MANKORAYA, 04-01-2022

Pembicara Rapat Koordinasi Awal Semester Genap MAN Kota Palangkaraya Tahun Pelajaran 2021/2022 Peserta Rapat (Awal) Pada hari Selasa 4 Janua...