Pertemuan
ke-7
Senin,
18 Oktober 2021
Mengenal
Sosok Narasumber
Kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI yang diadakan 3 kali dalam seminggu ini selalu menampilkan narasumber yang senatiasa tampil beda. Sampai malam ini Senin tanggal 18 Oktober 2021 sudah sebanyak 7 kali pertemuan kelas belajar menulis gelombang 21 dan 22. Dengan demikian sampai malam ini sudah sebanak 7 orang narasumber yang berani tampil luar biasa. Salah satunya adalah seorang ibu guru dari Cipeundeui, Subang, Jawa Barat bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. sebagai narasumber dengan dimoderasi oleh ibu Maesaroh. Sang moderator mulai membuka kegiatan dengan mempersilahkan peserta untuk membaca doa sebelum belajar, kemudian memperkenalkan narasumber. Narasumber mengawali karir sebagai peserta di kelas belajar menulis PGRI pada gelombang 7. Sekarang sudah berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi narasumber di berbagai pelatihan. Profil lengkap narasumber bisa dilihat di blog berikut :
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Apa Writer’s Block (WB) ?
Seorang
penulis pemula maupun penulis professional, pe-blogger, screen writer, dan script writer bisa terkena WB. WB adalah
kondisi ketika penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan
gagasan baru untuk tulisannya (wikipedia). Jadi WB ini bisa dikatakan sebagai
“PENYAKITNYA SANG PENULIS”. WB sebagai penyakit tentunya bisa dicegah bila
belum menyerang dan bisa diobati jika sudah menyerang penulis
Apa Faktor Penyebab WB?
Pertama.
Topik baru/yang asing dan metode
baru
Topik
asing/metode baru dalam menulis bisa membuat kita
mengalami WB. Misal biasanya menulis puisi kemudian harus menulis KTI. Bagaimana
solusinya? Solusi nya adalah dengan mempelajari lebih seksama terkait
metode/topik baru tersebut. Atau jika terkait topik/tema, kita bisa istirahat
sejenak saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema baru untuk
memperkaya wawasan dan kosa kata kita.
Kedua.
Stress
Stress bisa
menjadi penyebab WB jika kita sangat MENGKHAWATIRKAN PENILAIAN ORANG LAIN. Beberapa pertanyaan yang mengkhawatirkan diri
penulis misalnya "Apakah orang lain akan suka atau tidak dengan apa
kutulis? Apakah tulisanku sudah sesuai PUEBI atau belum ya? Diksinya oke atau
tidak ok ya? ". Berbagai pertanyaan sejenis inilah yang bisa membuat kita
terserang WB.
Solusinya bagaimana
? Mari kita pasang selftalk bahwa "kita tak akan pernah bisa
membuat semua orang menyukai diri kita (apalagi tulisan kita). Kita HARUS YAKIN
bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri”
Ketiga.
Lelah fisik/mental.
Penyebab
lelah karena banyak pekerjaan ataupun karena work under pressure bisa
menyebabkan terjadinya WB. Pandai-pandai kita mengelola dan menyiasati tumpukan
pekerjaan dengan HATI RIANG sehingga keleahan bisa tergantikan oleh kebahagian.
Keempat.
Terlalu perfeksionisnya.
Misal:
Tulisan saya harus dibaca oleh ribuan atau jutaan orang. Tulisan yang diajukan
untuk mengikuti lomba harus menjadi juara lomba. Jika tulisan ini saya kirim ke
media cetak (misalnya Kompas) harus diterima redaksi. Jika tidak maka tidak
akan nulis lagi. Jadi sebaiknya jangan terlalu perfeksionis!!! yang penting
tulis apa adanya apa yang harus ditulis.
Bagaimana cara mencegah terjadinya WB ?
Berdasarkan penelitian WB merupakan suatu hal konkrit dan fenomena yang bisa
diatasi (dari Yale psychologist pada 1970 an dan 1980 an). Simulasi MENULIS
BEBAS yang pada awal pelatihan malam ini adalah salah satu Latihan untuk menghindari terjadinya WB. Menulis bebas adalah menulis sembarang, TANPA
MEMPERHATIKAN aturan penulisan tanda baca, kesesuaian dengan PUEBI,
dan juga pemilihan diksi. Jadi yang
penting nulis dulu, tidak usah mikir benar dan salahnya, karena jika salah
masih bisa diperbaiki pada tahap berikutnya.
Mengapa kita harus menulis bebas ?
Dari laman Writer’s Digest
ditemukan bahwa menulis bebas akan membantu otak kanan dalam hal menggali
kata-kata. Kita juga akan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal.
Mari kita kunjungi contoh tulisan bebas “saat mulut bekerja lebih cepat” yang
pernah dibuat narasumber (namun sudah mengalami revisi).
https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html
Bagaimana cara mengobati WB ?
Serangan WB pada penulis bisa
terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun
(tergantung pada pengobatannya). Cara mengobati serangan WB adalah BERHENTILAH
MENULIS untuk sementara. Selanjutnya kita bisa melakukan aktivitas yang bisa
menjadi “obat”, misalnya dengan jalan-jalan ke mall, menonton film, ataupun
makan atau makanan kesukaan seperti bakso, ice cream atau es campur. Semakin
cepat diobati semakin cepat sembuh.
Mari kita waspadai adanya WB sejak
dini . Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kegiatan menulis bebas sebagai kegiatan
yang bisa mencegah serangan WB. Bismillah. Yang penting menulis saja, menulis
dulu, menulis lagi, dan terus menulis.
Salam
Literasi
Dari
Kota Cantik Palangkaraya
Wah keren. Resumenya paket komplit. Semangat bun 💪💪💪
BalasHapusMakasih mbak Shima tlah mampir. Asiyaaaaap Sekomplit-komplitnya masih banyak yang harus di.....
HapusResumenya nyaman dibaca. Keren Bun
BalasHapusMaasya Allah. Alhmdulillah. Tingkiuuu coasch atas ilmu dan motivasinya
Hapus