Resume
ke-22
Senin,
22 November 2021
Narasumber yang akan berbagi
pengalamannya dalam mengelola penerbitan. Sharing materi malam ini bertujuan
agar peserta pelatihan belajar menulis dapat memahami seluk beluk penerbit
mayor, dan selanjutnya bisa memberikan gambaran ke kita bagaimana menentukan
langkah selanjutnya dalam mempubliksikan naskah tulisan kita. Beliau adalah
bapak Edi S.Mulyanta (bisa dipanggil pak Mulya) yang didampingi oleh seorang
moderator cantik ibu Helwiyah.
PENERBITAN adalah mempublikasikan
hasil tulisan dari penulis. Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan
produksi, publikasi, distribusi, dokumentasi dan industri dalam menerbitkan
atau mempublikasikan hasil tulisan (karya tulis) dari penulis.
Sedangkan PENERBIT hanyalah intermediary
atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan, baik berupa buku ilmiah,
buku ajar, maupun referensi.
ISBN
Ø Merupakan
system penomoran internasional
Ø Diberikan
langsung oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London
Ø Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) RI merupakan badan nasional ISBN yang berhak dan secara
resmi memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia.
Ø Penulisan
ISBN dicantumkan pada:
a.
Bagiaan bawah sampul belakang (back cover)
b.
Verso (di balik halaman judul/halaman copyright)
c.
Punggung buku (spine) untuk buku tebal
Ø Sejak
tahun 2007 kode ISBN terdiri dari 13 digit. Penulisan antara setiap bagian
pengenal dibatasi oleh tanda hubung ( - ), contoh:
ISBN 978
– 602 – 8519 – 93 – 9. Arti dari kode ISBN ini adalah :
a.
Angka 978 adalah angka pengenal produk terbitan
buku dari EAN (Prefix Identifier)
b.
Angka 602 adalah angka kode kelompok (Group
Indentifier)
c.
Angka 8519 adalah angka kode penerbit (Publisher
Identifier)
d.
Angka 93 adalah angka kode judul (Title
Identifier)
e.
Angka 9 adalah angka pemerika (Check Identifier)
ROYALTI
Selain mendapat angka kredit maka
penulis akan mendapatkan royalty dari karya tulisnya. Berapa besar royalty yang
akan diterima penulis ? Besar royalti untuk penulis biasanya 5 % - 10 % dari harga
jual buku, bahkan bisa sampai 15 % untuk
penulis besar atau terkenal. Kemana yang 85 % ? Jawabannya adalah ke penerbit,
distributor, dan toko buku.
Contoh soal:
Andi
adalah seorang penulis buku “Generasi Y”. Buku ini dijual Rp. 50. 000,- /exp.
Selama 6 bulan buku berjudul “Generasi Y” tersebut laki sebanyak 5.000 exp.
Berapakan royalty yang akan diterima oleh penulis Andi ?
Jawaban:
Jika
royalty yang disepakati antara penulis Andi dengan penerbit sebesar 10 % maka
besarnya royalty adalah :
=
10 % x Rp. 50.000,- x 5.000 exp
= Rp
25.000.000,- per 6 bulan
=
Rp. 4.167.000,- per bulan
Jadi royalty yang akan diterima
oleh penulis Andi dalam waktu 6 bulan adalah Rp. 25.000.000,- .
Namun jika royalty tersebut
dibagi secara bulanan maka penulis Andi tersebut akan menerima royalty sebesar
Rp. 4.167.000,- per bulan.
Di masa mendatang, proses
penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh bang Tere Liye yang telah MEMPRODUKSI/MENERBITKAN SENDIRI
tulisannya melalui Google Books. Bisa dilihat di channel berikut
https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye
Silahkan dianalisis, bagaimana
besarnya royalty jika kita sebagai penulis mampu menerbitkan buku sendiri seperti
hal nya bang Tere Liye ?
Jadi pada masa mendatang
persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit saja. Dengan makin gencarnya digitalisasi
akan menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan
pembaca buku
OMNI CHANNEL MARKETING
Besarnya jumlah produksi yang
dilakukan oleh penerbit mayor, akhirnya penerbit mayor memperluas jalur
pemasarannya yang disebut OMNI CHANNEL MARKETING selain melalui oulet di toko
buku. Omnis artinya semua atau universal. Channel artinya saluran. Marketing
artinya pemasaran. Jadi omni channel marketing merupakan system pemasaran dengan
menggunakan saluran komunikasi yang
sifatnya universal dengan menggabungkan berbagai saluran komunikasi. Jadi kita
tidak usah berkunjung ke toko buku untuk
mendapatkan sebuah buku, karena sudah ada media online yang mempermudah proses
belanja buku. Berbagai channel seperti Webinar, Podcast, IG Live, Facebook, Twitter,
Tik Tok, dan WA Group bisa dijadikan sebagai media promosi buku.
Akhirnya
inilah clossing statement yang disampikan pak Mulya:
Silakan
mengirimkan naskah tulisan ke semua penerbit, untuk berlatih baik dalam
manajemen tulisan dan manajemen hati jika belum bisa lolos terbit.
Jika
belum lolos, ulangi dan ulangi lagi insyaallah jalan itu pasti akan datang.
Selamat berproses dan menikmati proses ini sampai tulisan terbit dan bisa dinikmati oleh pembaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar